Jumat, 29 Juli 2011

Tahongai juga mampu melawan mikroba

 
Tahongai (Kleinhovia Hospita Lin) yang banyak tumbuh bebas di Kalimantan Timur ternyata juga mampu menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. , Penelitian yang dilakukan Puji Astuti dalam Jurnal : Majalah Obat Tradisional 2003, VIII(24) Tahun : 2003 Uji bioaktivitas dilakukan terhadap ekstrak n-heksan. aseton dan air daun Kleinhvia yang diperoleh dengan cara maserasi bertingkat. Penghambatan pertumbuhan mikroba dilakukan dengan metode dilusi padat. Uji kemampuanmembunuh larva A. salina dilakukan dengan metode Brine Shrimp Letha/lity Test.
 

Hasil menunjukkan bahwa ekstrak Kleinhovia  dengan pelarut  n-heksan, aseton dan air pada konsentrasi 1000 mglmL mampu menghambat pertumbuhan mikroba tertentu berturut-turut Staphyllococcus aureus, Candida albicans dan Escherichia coli. Ekstrak aseton dan air mempunyai daya kemampuan membunuh larva A. salina lebih tinggi dibanding ekstrak n-heksan (4290 mglmL) dengan harga LC~ masing-masing sebesar 560 dan 460 mglmL

Rabu, 27 Juli 2011

KHASIAT TANAMAN NUSANTARA DIPAMERKAN DI KRATON ; Minum Jamu, Tak Lagi Pahit dan Bau

Kedaulatan rakyat
21/07/2011 08:27:41 Khasiat jamu nusantara tak kalah dengan luar negeri maupun obat-obatan modern buatan pabrik. Hanya saja, upaya pengembangan jamu di tanah air masih terkendala minimnya uji klinis. Padahal jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan tidak mungkin jamu Indonesia dapat berdiri sejajar dengan China, India atau Tiongkok.
Kekayaan jamu tanah air dengan ragam khasiatnya ini dapat disaksikan dalam Festival Jamu Nasional bertajuk ‘Sehat, Bugar dan Ayu dengan Jamu’ di Pagelaran Kraton, Rabu-Minggu (20-24/7). Kegiatan yang digelar Dinas Pertanian DIY itu diikuti 97 peserta, terdiri dari instansi dari 13 provinsi dan 84 pelaku usaha jamu nasional maupun daerah.

Event yang dibuka Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Dr Hasanudin Ibrahim dan dihadiri Wagub DIY Paku Alam IX, ditujukan untuk mengenalkan jamu kepada masyarakat luas dan diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap jamu. Berbagai produk jamu unggulan ditampilkan dalam event itu. Mulai jamu untuk kesehatan hingga kecantikan.
Dari Dinas Pertanian Kota Tangerang misalnya, menampilkan produk jamu seperti temu putih, temu mangga, dewa, keladi tikus, kunyit putih dan sambiloto dalam bentuk kapsul. ”Kalau dibuat minuman kebanyakan orang tidak suka karena aromanya. Tapi dalam bentuk kapsul, masyarakat bisa minum jamu tanpa harus merasakan pahit atau bau yang mungkin kurang disukai,” kata pengolah Herbal Toga Suprijanto kepada KR di sela pembukaan festival.

Selain itu juga ada jamu yang berasal dari tanaman tahongai khas Kalimantan Timur. Jamu yang diyakini dapat menyembuhkan liver, kanker, hepatitis dll itu dikemas dalam bentuk teh celup. Ada pula jamu-jamu herbal dari Bali dan daerah lain yang berkhasiat menyembuhkan beragam penyakit serta untuk kecantikan.

Hasanudin mengatakan, jamu masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia yang memilih cara hidup sehat. Perkembangan herbal telah menjadikan jamu menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Namun diakui, perkembangan jamu masih terkendala minimnya uji klinis. Dari ribuan herbal di Indonesia, yang sudah diuji klinis, masih di bawah 50. ”Uji klinis masih di bawah 50 karena biayanya mahal dan prosesnya cukup lama. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah.” katanya.
Ditambahkan, permintaan jamu di pasar domestik maupun internasinoal memang menunjukkan perkembangan dari tahun ke tahun. Ekspor tanaman obat pada 2009 mencapai 11,8 juta dollar dan pada 2010 meningkat menadi 19 juta dollar. Angka ini masih mungkin ditingkatkan apabila Indonesia mampu menciptakan temuan baru dengan mengekstrak bahan aktif yang terkandung dalam tanaman obat asli nusantara. ”Kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh saya yakin kita dapat berdiri sejajar dengan China, India, Tiongkok dan Timur Tengah yang merupakan pusat budaya dunia sejak dulu,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian DIY Ir Nanang Suwandi MMA mengatakan, DIY menjadi salah satu provinsi penghasil tanaman obat. Hanya saja pengembangan minat budidaya tanaman obat masih terkendala pemuliaan tanaman. ”Padahal dunia sekarang ini mulai melirik produk yang aman dan ramah lingkungan,” imbuhnya.(Ast)-f

Rabu, 13 Juli 2011

Festival Jamu Indoneia 20-24 Juli 2011 di Yogyakarta..

Teh Celup Tahongai sebagai produk Jamoe /herba berkhasiat dari Kalimantan Timur akan promo di acara Festival Jamu Indonesia ....kami akan menyiapkan tester bagi anda yang ingin merasakan khasiat Teh tahongai...mungkin akan banyak produk jamu yang akan berpartisipasi tetapi teh tahongai beda...karena kami berangkat atas keberhasilan-keberhasilan para pengguna teh tahongai ...kemudian diteliti oleh para peneliti handal dari Universitas Mulawarman, baik diteliti di Indonesia maupun di Korea...walhasil ketika produk ini kami jual terbatas respon dan repeat ordernya luar biasa...dan sebagian besar positif...
Bagi anda yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya berkunjunglah ke stand kami untuk melihat dan mencobanya.......
Adapun acaranya di lokasi pagelaran Keraton Yogyakarta pada tanggal 20-24 Juli 2011...selamat berkunjung........

Kanker Payudara...Mulailah mengelolanya...

Kanker payudara saat ini menjadi momok menakutkan bagi kaum hawa..tetapi dalam pandangan saya...hal tersebut janganlah menjadikan kita takut , tetapi harus dihadapi dengan rileks dan wajar...pikiran positif adalah hal yang paling baik dalam melawan penyakit....Oleh karena itu dengan pikiran tenang marilah kita mengelola kanker payudara....bagi yang belum terkena...bergembiralah...karena anda punya waktu untuk mencegahnya....dan bagi yang sudah terkena...bergembiralah...karena anda adalah orang yang terpilih diantara jutaan wanita dan anda terpilih sebagai pejuang dalam melawan kanker payudara..
Sebagai pejuang bertindaklah sebagai pemimpin bagi tubuh anda, mulaiilah anda mengatur seluruh organ-organ tubuh anda sesuai kemampuan mereka...berilah waktu istirahat bagi mereka...dan berilah asupan-asupan bergizi bagi organ-organ tubuh anda.....
Ada beberapa tips sederhana yang bisa anda lakukan:
  1. Istirahat yang cukup
  2. Mulai olahraga rutin..
  3. Tinggalkanlah makanan ber MSG...gantilah MSG dengan gula
  4. banyak minum air putih..
  5. Mulailah konsumsi Kunyit Putih secara rutin, atau daun sirsak...karena kunyit putih sangat berkhasiat untukl menumpas kanker...begitu juga daun sirsak...semua tanaman ini ada disekitar anda....
  6. parutlah kunyit putih atau blenderlah daun sirsak, kemudian peras dan tambahkan air...lalu rebuslah...diminum secara rutin....
  7.  Apabila malas melakukan langkah ke-7 anda dapat menyeduh Teh Cantika fara karena didalamnya terkandung ekstrak Kunyit putih dan daun sirsak plus Tahongai...
Demikian tips untuk mengelola kanker payudara...semoga bermanfaat.........

Senin, 11 Juli 2011

Haruskah mengalah dengan hepatitis B??

Seorang ibu menceritakan kepada saya tentang kekhawatirannya,  setiap akan  melakukan hubungan seksual dengan sang suami selalu sibuk ini dan itu ,dan selalu kebingungan mencari pengaman , apabila lupa beli pengaman maka gagallah hubungan seksual dengan suami...hal itu terjadi karena ketakutan terpapar hepatitis B.akhirnya sang suamipun semakin depresi, bahkan bisa jadi jajan diluar karena pasangan diluar tidak mengetahui dan malah memberikan pelayanan maksimal...dan makin banyaklah yang terjangkit..... Lantas bagaimanakah apabila seumur hidup sang suami mengidap hepatitis?
Saya hanya memberikan nasehat kepada istri  pengidap hepatitis apapun typenya..
  1. yakinkanlah suami anda bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya...
  2. berdoalah kepada Allah SWT untuk kesembuhannya dan kesehatan diri dan keluarga kita...
  3. Layanilah suami anda dengan sebiaik-baiknya dan sebagaiman mestinya dengan penuh kasih sayang...karena kasih sayang adalah obat yang manjur bagi penyembuhan dan juga meningkatkan kekebalan tubuh kita...
  4. Berikanlah asupan makanan dan minuman yang bergizi dan  berkhasiat menyembuhkan lever...karena salah satu prinsip yang bagus adalah "jadikanlah makananmu sebagai obatmu"...dan jangan lupa...andapun makan bersamanya agar anda menikmati kebersamaan dan lever andapun sehat....
  5. Hindari obat-obatan kimia yang gak jelas kehalalannya dan gak jelas siapa yang buatnya....
  6. Dan yang terakhir ...Tidak ada yang bisa memastikan hepatitis mempercepat kematian..dan tidak ada yang memastikan Sehat dapat memperlambat kematian...jadi bertawakallah...Wallahu a'lam..

Tips Mengatasi Ambeien/wasir

Ambeien atau wasir bisanya banyak terjadi karena terlalu banyak duduk, atau karena konstipasi menahun, ataupun adanya gangguan limfa ataupun juga banyaknya kotoran di saluran pembuangan..misalkan banyak pengawet dan lain-lain...untuk yang terakhir anda bisa mencobanya dengan makan mie instant, maka cobalah BAB kesokkannya maka 99 % insya Allah anda akan kesulitan buang air....karena mie instant pengawetnya buanyak....
Setelah susah BAB maka usus besar dan sekitar anus akan membesar, bahkan berdarah...celakanya lagi kanker bisa tumbuh disitu...
Lantas bagaimana bila sudah terkena ambeien atau wasir???...jangan khawatir...pengalaman adalah guru yang terbaik....mulai sekarang jangan mengkonsumsi makanan berpengawet seperti mie instant....banyak makan sayuran dan buah, minum banyak cairan dan olahraga yang teratur.
Juga dapat pula minum teh Tahongai karena Tahongai juga membantu melancarkan BAB dan membersihkan usus besar..salah seorang teman menceritakan tentang pengalamannya mengkonsumsi teh tahongai, beliau mengatakan BAB nya semakin lancar, dan tentu saja bengkak akibat ambeian dapat mengempis karena Tahongai memiliki sifat anti inflamasi.... Selamat mencoba...

Sabtu, 09 Juli 2011

Gejala-gejala Hepatitis dan terapi penyembuhannya.

Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti minum alkohol ataupun penyalahgunaan obat misalkan terlalu sering minum penurun panas...Tetapi yang paling sering adalah infeksi virus.
Gejala Hepatitis yang sering dijumpai:
  1. Lemah, Lesu, Sakit Otot.
  2. Demam ringan
  3. Mual dan kurang nafsu makan
  4. Mata dan kulit berwarna kuning.
  5. Air kencing berwarna gelap, kotoran pucat.
Terapi Penyembuhan:
  1.  Baca Basmallah dan berdoa untuk kesembuhan
  2. Minum teh  tahongai 1 kantong celup diseduh dengan 3 cangkir air baru mendidih/panas , biarkan hingga airnya dingin...minum tiap cangkir pagi siang dan sore sebelum makan.
  3. Istirahat yang cukup
  4. Tenangkan hati dan pikiran
  5. banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang bebas pestisida.
Demikian gejala-gejala Hepatitis dan therapinya ...semoga bermanfaat

Jumat, 08 Juli 2011

Tips Mengatasi Demam

Demam seringkali dialami manusia..baik anak-anak atau dewasa.....untuk mengatasinya banyak orang menyandarkan dirinya kepada obat-obatan kimia padahal mereka belum meneliti apakah obat tersebut halal atau tidak...menimbulkan efek samping atau tidak...melemahkan kekebalan tubuh atau tidak....sehingga apabila obat-obatan kimia tidak ada mereka kebingungan....
Lantas adakah cara mengatasi demam yang baik dan benar? jawabannya adalah ada dan kami sudah mempraktekannya..berikut langkah-langkahnya:
  1. Berdoa agar dengan khusyuk agar diberi kesembuhan, gak usah lama-lama yang penting hati dan pikiran minta dengan sungguh-sungguh...
  2. Baca Basmallah dan Kompres dahi dengan kain /handuk yang telah dicelup air yang tidak terlalu dingin dan tidak air hangat.. dan diperas
  3. Setelah kira-kira 30 detik ganti dengan kompresan yang baru..yang lama direndam kembali ...trus berulang-ulang insya Allah panasnya akan turun....apabila panasnya telah turun....kompresan bisa diperlama menjadi per 5 menit..10 menit dan seterrusnya.......tapi selalu dicek dan dipegang dahinya bila meningkat panasnya  langsung dikompres yang baru lagi....
  4. Berikan harapan si sakit ...rawat dengan kasih sayang...jangan dimarahi dan diberi kecemasan serta kepanikan......rileks dan wajar....
  5. Setiap panasnya  menurun sampaikan kata-kata pujian Misalnya "Subhanallah...adik ini hebat sekali panasnya semakin turun..luar biasa..."
  6. Selalu diajak minum air putih sesering mungkin...apabila si sakit ingin buang air kecil ..layani dan permudah....semakin banyak minum dan semakin banyak buang air maka panasnya insya Allah akan cepat turun....
  7. Dan terakhir berikan selalu  minuman atau makanan penambah energi seperti minuman yang manis-manis...madu...kurma ataupun sari kurma....ataupun Teh Tahongai yang diberi madu atau gula....
Pasti banyak pula orang yang mengatakan, kami telah mengompres tetapi tidak pernah berhasil...., salah satu sebabnya biasanya...setelah mengompres dibiarkan lama....baru diganti...ini yang menyebabkan panasnya tidak turun..

Demikian tips yang insyaAllah bermanfaat...karena tips ini telah kami lakukan bertahun-tahun begitu juga telah dimanfaatkan oleh banyak sahabat....

Rabu, 06 Juli 2011

Bengkak kelenjar akibat paru berair mereda....

Bu Firman menceritakan kepada kami, bahwa adiknya yang berusia 6 tahun atas izin Allah  bengkak kelenjar gondoknya mengempis dan kondisi tubuhnya pulih serta makannya kembali pulih  setelah minum Tahongai....beliau buru-buru beli kembali teh Tahongai karena takut sakitnya kembali kambuh...untuk diketahui bahwa adik beliau divonis dengan paru-paru penuh cairan yang berakibat kelenjar gondok terganggu...adik beliau merupakan pasien yang diajak pulang dari rawat inap karena kondisinya semakin parah setelah dirawat dirumah sakit..bahkan tubuh semakin lemah...tidak mau makan serta .kemudian beliau kami sarankan untuk minum teh tahongai sehari 3 cangkir...Alhamdulillah ikhtiar beliau untuk mendapatkan kesembuhan dikabulkan Allah dengan diberikan kondisi yang semakin baik.....

Selasa, 05 Juli 2011

CARA TEH CANTIKA FARA MENGGEMPUR KANKER

Daun sirsak yang merupakan komponen utama dari Teh cantikafara mengandung ecetogenins. Acetogenisns ini bekerja menghambat sumber energi kanker yaitu adenosina Trifosfat. Sel Kanker ini sangat memerlukan banyak energi untuk pembelahan sel. jadi dengan menyetop sumber energi bagi kanker, maka kanker  akan terhambat pembelahannya. dan lama kelamaan sel kanker akan mati karena pasokan energi terganggu, insyaAllah...

Setiap pekerjaan harus dilakukan dengan berjamaah, sehingga hasil dapat maksimal,karena cara kerja kanker yang belum diketahu masih banyak.  oleh karena itu Daun sirsak perlu teman yaitu Kunyit putih (curcuma Zedoria) untuk menggempur sel kanker.

Dalam uji preklinis Curcuma zedoaria menunjukkab aktivitas antimutagenik terhadap mutasi yang diinduksi benzo[α]pyrene pada Salmonella/microsomal system (Lee and Hin, 1988), juga telah diteliti bahwa  Polisakarida dan protein-terikat polisakarida menunjukkan penghambatan pada sarcoma-180 dan Echrlich ascites tumor pada tikus, secara berurutan (Mon et al, 1985).

Dalam penelitian lain menyebutkan bahwa  2 derivat seskuiterpen (curcumol dan curdione) dari C. zedoaria menujukkan sitotoksik terhadap sarcoma-37, Echrlich ascites tumor, dan cervical carcinoma-U14 pada tikus. serta Fraksi polisakarida, CZ-1-III menurunkan ukuran tumor pada tikus dan mencegah mutasi kromosomal (Kim et al., 2000).

Dalam penelitian yang lain pula diketahui bahwa Ekstrak etanol rimpang Curcuma zedoaria menunjukkan aktivitas menghambat sel-sel OVCAR-3 (Cell-line kanker ovarium manusia). (Syu et al., 1998).

Ekstrak etanol 70% turmeric memperlihatkan penghambatan pada sel normal dan bersifat sitotoksis pada sel lymphoma pada konsentrasi 0,4 mg/ml. Ekstrak etanol turmeric juga menunjukkan penghambatan fase mitosis pada sel mamalia secara in vitro dengan menghambat pembentukan kromosom (Mills and Bone, 2000).

kesemua proses penggempuran sel kanker diatas jangan membuat kita terlena hanya dalam proses penggempuran saja tetapi juga harus mempersiap benteng utama ketahanan tubuh yaitu lever...karena lever adalah sentral pengaturan dari metabolisme tubuh dan sentral kestabilan suply energi ke organ-organ lain sehingga menjadi lebih baik....TAHONGAI (kleinhovia hospita) merupakan pilihanya..karena memiliki anti oksidan yang kuat dan spektakuler dalam menstabilkan lever....
Demikianlah cara Teh cantikafara bekerja dalam menggempur kanker...yaitu dengan menggempur dari segala lini dengan tidak melupakan pertahanan tubuh.....

Senin, 04 Juli 2011

Dulu sering pusing sekarang sudah tidak lagi...

Ibu Sri (Karang Paci,Samarinda) sering merasakan pusing-pusing...terutama bila lelah sedikit kepala langsung berat dan kepala nyut-nyutan...hal itu terjadi rata-rata tiap hari...setelah mencobba teh tahongai yang dibeli di Pameran...Ibu Sri merasakan ada perubahan dengan kondisinya....selama mengkonsumsi Teh tahongai, baru sekali kepalanya pusing lagi yaitu setelah kerja berat...tetapi setelah minum Teh tahongai ,sakit kepalanya berangsur mereda...Saat ini ibu Sri telah menghabiskan 1 kotak Teh tahongai dan telah merasakan manfaatnya untuk kesehatan...dan beliau berkata insyaAllah  akan minum terus karena enak di badan...

Minggu, 03 Juli 2011

Paliasa Orang Sulawesi Bilang.

Tahongai (Kleinhovia Hospita) yang banyak tumbuh di Kalimantan Timur terutama di Daerah Kutai kartanegara, samarinda dan Bontang. Orang-orang di kalimantan Timur menyebut dengan nama Tahongai, ada juga yang menyebut dengan Tongai..Orang-orang dari Sulawesi menyebutnya dengan nama Paliasa atau baliase...kalau ingin menemukan tahongai di Samarinda terdapat di beberapa titik rata-rata adalah tanaman bukan tumbuhan ..tetapi bila ingin menemukan yang tumbuh secara alami bisa ditemukan di daerah Sentuk Loakulu Kutai Kertanegara...

Antioxidant Activity and Cytotoxicity of the Traditional Indonesian Medicine Tahongai (Kleinhovia hospita L.) Extract

Received 1 July 2009; accepted 23 August 2009.

Abstract 

We investigated the leaves of Kleinhovia hospita, a plant which has been traditionally used in Indonesia as phytotherapy to cure liver disease, to describe antioxidant materials from plant sources. K. hospita leaves were extracted with methanol and further partitioned into n-hexane, diethyl ether, and ethyl acetate. The antioxidant activity of each fraction and the residue was assessed using a 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) radical scavenging method and their cytotoxicity on HepG2 liver cancer cells was determined by a MTT assay. The K. hospita leaf methanol extract showed strong antioxidant activity (96%) compared with vitamin C (98%) by the DPPH method and the measured activity from the subsequent extracts of the methanol extract were 48.9% for n-hexane, 74.0% for diethyl ether, 84.3% for ethyl acetate, and 77.1% for the residue. The MTT assay showed the cytotoxicity of the methanol extract on HepG2 cells at 14%, 76%, and 80% at concentrations of 50μg/mL, 87.5μg/mL, and 125μg/mL, respectively. Leaf extracts of the medicinal plant K. hospita showed potent antioxidant activity and moderate cytotoxicity on HepG2 liver cancer cells.

Back to Article Outline

1. Introduction 

Kleinhovia hospita L. has been used as a traditional medicine in parts of Malaysia, Indonesia, and Papua New Guinea to treat scabies. The bark and leaves are used as shampoo against lice and the leaf juice is used as eyewash. The leaves eaten as vegetables and the bast fibers are used in ropes for tying or for tethering livestock [1]. In Papua New Guinea and the Solomon Islands, a preparation from the cambium is used to treat pneumonia. The leaves and bark of K. hospita contain cyanogenic compounds that are assumed to help kill ectoparasites, such as lice, and extracts of the leaves have shown antitumor activity against mouse sarcomas [2]. Several compounds, such as scopoletin, quercetin [3], rutin, and kaempferol [4] have been isolated from the leaves.
In Indonesia, the leaves are traditionally used by some tribes, including the Toraja, Bugis, and Makasar, for curing liver disease. Unfortunately, there are no scientific reports regarding this application. In this paper, the antioxidant activity of K. hospita leaf extracts were evaluated by a 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) reduction assay and the extract's cytotoxicity on HepG2 cells was determined, as a cell model related to liver disease.

Back to Article Outline

2. Materials and Methods 


2.1. Chemicals and reagents 

The K. hospita leaves used here were collected in Samarinda, East Kalimantan, Indonesia on February 2007. Methanol, n-hexane, diethyl ether, and ethyl acetate (Merck, Germany) were used in leaf extraction and fractionation. DPPH (Tokyo Kasei Kogyo, Japan) and ethanol and dimethyl sulfoxide (DMSO) from Merck were used in the DPPH assay. Dulbecco's modified eagle's medium (DMEM) and fetal bovine serum from Invitrogen (Carlsbad, CA, USA) and sodium bicarbonate, streptomycin, and penicillin from Sigma (St. Louis, MO, USA) were used in cell culture. Phosphate buffered saline, 3-(4,5-dimethyl-2. thiazolyl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT) from Sigma, and isopropanol and HCl from Merck were used in the MTT assay.

2.2. Extraction and solvent fractionation 

One kilogram of dried leaves of K. hospita was extracted with 15 L of methanol at room temperature for 24 hours, filtered using filter paper (Whatman 2; Sigma-aldrich, Germany) and the filtrate dried under vacuum by rotary evap oration, producing 178.38 g of extract. A 90.95 g portion of the extract was suspended in a ratio of 1:2 methanol:water (v/v) and partitioned into n-hexane, diethyl ether, and ethyl acetate. The rotary evaporated n-hexane, diethyl ether, ethyl acetate soluble fractions, and the water soluble residue massed 41.97 g, 2.95 g, 2.70 g, and 34.97 g, respectively.

2.3. Antioxidant assay 

Three mg of sample was first dissolved in 1L of DMSO and used for experimentation in a concentration of 100μg/mL. An assay using a DPPH radical scavenging method was performed as previously described by Arung et al [5].

2.4. Cytotoxicity on HepG2 cells 

HepG2 cells were grown and maintained in DMEM supplemented with L-glutamine, 10% fetal bovine serum, sodium bicarbonate, 100μg/mL streptomycin, and 100 μ/mL penicillin at 37ºC in a humidified 5% CO2 atmosphere. To determine cell viability, the MTT assay was used as described by Arung et al [6] with minor modifications and with hydrogen peroxide (H2O2) used as a positive control.

Back to Article Outline

3. Results and Discussion 

To best of our knowledge, this is the first time that K. hospita leaf extract has been evaluated for antioxidant activity and cytotoxicity. The antioxidant activity of the methanol extract (96%) was similar than that of vitamin C (98%) as a positive control. The n-hexane, diethyl ether, ethyl acetate, and residue fractions all showed scavenging activity (Figure 1), with the ethyl acetate fraction showing scavenging activity (84% at 100μg/mL) higher than the n-hexane (48%), diethyl ether (74%), and residue (77%) fractions. This result indicated that scavenging activity decreased after fractionation of the methanol extract and that components of the extract appeared to work synergistically to produce the overall methanol extract scavenging activity. Further experiments are in progress to clarify the active compounds in these extracts.
  • View full-size image.
  • Figure 1. 
    Effect of Kleinhovia hospita leaf extracts on DPPH scavenging activity. C=control; Vc=vitamin C; FH=n-hexane fraction; FD=diethyl ether fraction; FE=ethyl acetate fraction; RE=residue fraction.
Assessment of the cytotoxic effect of the methanol extract on HepG2 liver cancer cells showed that induced cytotoxicity on HepG2 cells increased with concentration, at 50μg/ml, 87.5μg/mL, and 125μg/mL to produce effects of 14%, 76%, and 80%, respectively (Figure 2), using for a positive control H2O2, an established cytotoxicity inducer. These results indicate that the extract could be described as a hepatoprotector, correlating with the traditional use in Indonesia of this plant for treating liver disease. Assessment of the cytotoxic effect of the soluble fractions on HepG2 cells showed that the diethyl ether fraction (63%) was superior in induced cytotoxicity compared with the n-hexane and ethyl acetate fractions (10% and 0%, respectively, Figure 3). The isolation of active compounds from these fractions is in progress.
  • View full-size image.
  • Figure 3. 
    Cytotoxicity of soluble fractions of Kleinhovia hospita on HepG2 cells. C=control; DMSO=vehicle; FH=n-hexane fraction; FD=diethyl ether fraction; FE=ethyl acetate fraction.
Considering the present results, K. hospita leaf methanol extract was found to be a good, potential candidate for future use as an antioxidant and a medicine for curing liver cancer, as has been experienced by some tribes in Indonesia.

Back to Article Outline

Acknowledgments 

This work was funded by DIKTI of Indonesian Education Ministry with grant 026/SP2H/PP/DP2M/III/2008. This work was supported by the Korea Research Foundation Grant funded by the Korean Government (MOEHRD, Basic Research Promotion Fund, KRF-2008-331-E00467).

Back to Article Outline

References 

  1. Kochummen KM . Sterculiaceae . In: Tree Flora of Malay: A Manual for Foresters. 2nd ed. Malayan Forest Records 26 . Kuala Lumpur: Longman Malaysia Sendirian Berhad; 1973;p. 364–365
  2. Gan LS , Ren G , Mo JX , Zhang XY , Yaow  , Zhou CX . J Nat Prod . 2009;72:1102–1105
  3. Latiff A . In:  Faridah H ,  van der Maesen L editor. Plant Resources of South-East Asia . Bogor: Prosea Fundation; 1997;p. 166–167
  4. Ramesh P , Subramanian S . Flavonoids of Kleinhovia hospital . Med Educ Res . 1984;10:76–77
  5. Arung ET , Shimizu K , Kondo R . Inhibitory effect of Artocarpanone from Artocarpus heterophyllus on melanin biosynthesis . Biol Pharm Bull . 2006;29:1966–1969
  6. Arung ET , Shimizu K , Ryuichiro K . Structure-activity relationship of prenyl-substituted polyphenols from Artocarpus heterophyllus as inhibitors of melanin biosynthesis in cultured Melanoma cells . Chem Biodev . 2007;4:2166–2171
PII: S2005-2901(09)60073-X
doi:10.1016/S2005-2901(09)60073-X

Jumat, 01 Juli 2011

Hutan Kaltim, Sumber Obat Alami Kini, Ada Teh Celup buat Liver dan Kanker

MASA kejayaan industri kehutanan, khususnya industri perkayuan, telah lewat. Kayu sebagai bahan utama industri tersebut terus menyusut. Tapi, pemanfaatan hutan tak sebatas kayu. Hutan Kaltim menyimpan berbagai tanaman obat yang berkhasiat untuk penyakit liver sampai kanker.
Menurut peneliti dari Universitas Mulawarman (Unmul), Enos Tangke Arung, hutan Kaltim sangat kaya akan jenis tanaman obat. “Tanaman di hutan tropis kita sangat menantang untuk dibuktikan khasiatnya secara ilmiah,” katanya.
Dia menegaskan, penelitian terhadap tanaman obat di hutan Kaltim sangat penting. Enos menyebut beberapa alasan. Pertama, di dunia, baru sekitar 70 ribu dari 2,5 juta jenis tanaman yang sudah digunakan secara tradisional dan digunakan dalam perdagangan internasional.
Sekitar 50 persen obat klinik yang digunakan sekarang berasal dari alam. “Selain itu, 80 persen populasi dunia di negara berkembang masih bergantung kepada tanaman obat untuk pengobatan sehari-hari,” katanya.
Alasan berikutnya, harga obat yang semakin mahal dan makin gencarnya peneliti dunia mencari bahan obat baru.
Enos mengakui, dari banyak penelitian dilakukan di Unmul tentang tanaman obat, sebagian besar belum diolah menjadi produk yang siap dipasarkan ke masyarakat.
Salah satu produk yang berhasil dibuat adalah teh celup Tahongai. Penelitiannya dikerjakan Laboratorium Kimia Hasil Hutan (KHH) Fakultas Kehutanan (Fahutan) Unmul selama 2-3 tahun dengan dana dari Kementerian Pendidikan Nasional.
Enos menjelaskan, tanaman Tahongai (Kleinhopia hospita) telah diproduksi menjadi teh celup bekerjasama dengan perusahan Herbal Samarinda, Abihira Herbal Center.
“Teh ini sudah diperkenalkan saat Penas XIII di Tenggarong, dan mendapat tanggapan positif,” ujarnya. Teh itu, kata Enos, daunnya berkhasiat digunakan sebagai obat liver, seperti, penyakit kuning dan hepatitis A/B. “Juga dapat mematikan pertumbuhan sel kanker hati sekitar 60-80 persen,” sebutnya.
Itu hanya salah satu, masih ada beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan yang sedang dikerjakan di laboratorium itu untuk menjadikan tanaman hutan Kaltim sebagai produk kesehatan.
Di antaranya, tanaman hutan aromatik yang menghasilkan minyak atsiri. “Sedang dikembangkan untuk pembersih udara dalam ruangan atau pengurangan bahan polutan dalam ruangan,” kata Enos.
Ada pula pengembangan tanaman sebagai bahan kosmetik pemutih kulit, antioksidan, dan anti-jerawat.
“Pengawet makanan alami pengganti formalin, pewarna alami, sampai pengembangan sebagai bahan anti-karies gigi,” sebut doktor lulusan Universitas Kyushu, Jepang ini.
Sementara itu, Kepala Laboratorium KHH, Irawan Wijaya Kusuma, mengatakan, untuk menunjang pencapaian kegiatan penelitian dan pengembangan itu, mereka bekerjasama dengan beberapa institusi luar negeri.
“Ada MoU antar laboratorium,” katanya.
MoU, di antaranya, dilakukan dengan Systematic Forest Product Science Laboratory, Agriculture Faculty, Kyushu University, Fukuoka, Japan, dan Herbal Pharmaceutical Engineering Laboratory, Daegu Haany University, Daegu, Korea Selatan.
Enos dan Irawan berharap masyarakat makin menyadari pentingnya menjaga kelestarian hutan guna kepentingan di masa yang akan datang. Daripada menjual lahan untuk pertambangan, lebih baik mengoptimalkan hasil hutan secara alami. Hasilnya, kata mereka, mungkin tak seberapa dibandingkan keuntungan menjual lahan. Tetapi, lebih berkesinambungan. (wan/ha)


http://www.kaltimpost.co.id/index.php/main/pr?mib=berita.detail&id=104778#